Rabu, 13 Juli 2022

Tercekat lidahku malam ini, satu pil ku teguk untuk menahan pelik di kepala
Saat ini aku hanya sedang mengasihani diriku untuk tahun-tahun silam 
Seorang gadis tinggal sendirian, melalui siang dan malam 

sepulang kerja, mengusap keringatnya sendiri
bersikap ramah kepada cermin 
ketika perutnya menjerit kelaparan, lagi-lagi diatasinya dengan mandiri

bangun dari rebahan, berjalan menuju dapur belakang
ruang kosong diujung kanan jadi kendala terbesarnya
dia takut kegelapan

disaat hujan turun jantungnya gugup, dia panik karena gemuruh berisik yang monoton
tak berhenti disana, menyusul listrik kompleknya padam 
pandangan gelap menguasai seluruh sudut ruangan

keringat dingin mengucur sangat deras, gadis itu tak tau harus bagaimana
satu-satunya nama yang ditangguhkan telah pergi entah kemana, 
panggilan keluar kepadanya, diabaikan dan terjawab nihil

sangat terpaksa dia beranikan dirinya untuk mencari sumber cahaya dari sinar bulan ditengah malam
meskipun dingin, dia merasa aman meringkuk di pintu depan
Lebih baik masuk angin daripada dimasuki setan !
ucapnya dalam hati sambil menunggui fajar melenggang datang, 

sangat kuingat, setelah waktu menegangkan itu
menyusul listrik kembali nyala, seketika sumringah terlukis diwajahnya
menghela nafas lega dan segeran kembali berselimut manja

ingin rasanya aku ada disana, untuk sekedar mengurai rambut dan menepuk badannya
sambil membacakan dongeng, untuk mengusir rasa sepinya

Maafkan aku sudah ceroboh mengambil jalan
tumbuhlah dengan baik, dan jadilah kuat
untukku kapanpun aku membaca pesan ini 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tercekat lidahku malam ini, satu pil ku teguk untuk menahan pelik di kepala Saat ini aku hanya sedang mengasihani diriku untuk tahun-tahun s...