Ini cerita tentang Kamaria
Sebuah jiwa tersembunyi diujung bukit kumuh
Tinggal diantara pecahan kaca, dan tajamnya pedang bernyawa
Berteman dengan teriknya kehidupan yg tak bisa dipegang kepastiannya
Pikirannya sudah dinamis sejak belia
Banyak yg tertipu dengan cadas raut mukanya,
Kasar cara berjalannya,
melindungi hati yg lembut dibalik raganya
sesekali mengingat nyanyian oma untuk nona Kamaria,
masih sangat jelas bagaimana mereka memperlakukan seorang nona
kecil disanjung hangat, sudah besar ditunggu mereka untuk dihajar
habis-habisan
tanpa alas di kaki, merayap melalui perbatasan kota
tak bisa pergi lama, kalung besi melingkar dilehernya
menunduk patuh mencari celah
suatu saat ia tersandung, kakinya lemah
ternyata patah dihajar anak Zaniah
seorang egois, berhati batu
melihat nona Kamaria tetap tersenyum, hatinya kepanasan
dihukumnya nona malang dibawah hujan petir.
Diikatnya lengan kaki pada pohon tua ditengah hutan
Dibakarnya ilalang kering malingkarnya
Nona Zaniah masih disana
Sadar tak bisa pergi, dia memejamkan mata
Kembali menunduk tunduk, bersama doa.
Zaniah kira tiada yg tersisa selain abu jenazahnya
Namun jiwa nya masih berdiri disana menunggu tumpangan
Malaikat tiba ditengah kejadian, zaniah tersenyum lalu tertawa
Tapi tersedak asap dan hati dengkinya
Malaikat membawanya pergi, dan meninggalkan Nona Kamaria
Keduanya terpisah dari raga, Nona Kamaria menatap jasad Zaniah
Mendekat dan memilikinya
Kamaria kembali, dengan rupa tak sama
Ia dihormati, dan disanjung penduduk kota
Hidupnya berlangsung hingga ia tua
Menelan rahasia, hingga dijemput usia.