Aku coba menghentikanmu sekuat tenaga di hari itu
Sungguh
aku menghentikanmu, dari dalam hati
Hanya
saja sangat berat mengucapkan suaranya
Sungguh
aku mencegahmu sekuat tenaga
Tapi
lagi-lagi, sebatas dari lubuk batin
Untuk
bangun pun aku tak mampu hari itu
Aku
sungguh panic kala itu
Sungguh,
hanya saja raut muka kuat menegang dingin
Tertegun
kaku untuk menampakkan lemahnya perasaanku
Mataku
berkaca, siap mengalirkan air mata
Tidak,
tepat dalam perjalanan menujumu
Hujan
badai telah menghampiri jendela mata ini
Bolehkah aku membencimu wahai
Tuan ?
Kenapa sulit menyampaikan
semuanya
Selalu kebalikan yang dengan
murahnya menampakkan keberadaannya
Kuharap
kau mengerti apa-apa yang tertahan dibaliknya,
Agar
aku tak salah mengira,
Agar
kita tak saling mencerca J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar